22 Februari 2008

Kajian Kebutuhan Informasi Pemakai

Perpusnas Presentasikan Hasil Kajian Kebutuhan Informasi Pemakai

JAKARTA – Perpustakaan Nasional RI menggelar seminar tentang kebutuhan informasi pemakai dan kajian peningkatan pemberdayaan koleksi naskah, Kamis (11/1) bertempat di Ruang Teater Perpustakaan Nasional RI. Bertindak sebagai penyaji adalah Fathmi yang mempresentasikan kajian tentang kebutuhan informasi pemakai dan Endang Sumarsih, mempresentasikan tentang kajian peningkatan pendayagunaan koleksi majalah. Bertindak sebagai moderator adalah Sri Rejeki, dengan pembahas makalah Mustangimah serta Sri Sumekar bertindak sebagai nara sumber.

Dari kajian kebutuhan informasi pemakai ini menurut Fathmi, dari 222 responden dapat diketahui bahwa informasi yang paling banyak dicari secara berurutan adalah kelas umum (000) mencapai 71,1 %, menyusul kelas ilmu-ilmu sosial, atau kelas 300, 50,5%, dan informasi terbanyak lainya adalah ilmu terapan/teknologi atau kelas 600 38,3%. Walaupun begitu responden masih menganggap bahwa koleksi Perpustakaan Nasional tergolong kedaluwarsa dan untuk mendapatkan informasi dibutuhkan waktu yang cukup panjang, bahkan terkadang informasi yang dicari tidak ada. Hal ini dibenarkan juga oleh nara sumber, Sri Sumekar yang mengatakan bahwa setiap diadakan kajian, hasil yang diberikan responden selalu tentang ketidakmutakhiran koleksi dan ini berlangsung dari tahun ke tahun.

Mustangimah yang bertindak sebagai pembahas mengatakan bahwa kajian tentang kebutuhan informasi pemakai masih bersifat bias, karena kebutuhan pemakai tidak dapat dirumuskan secara generalis, tetapi harus melalui pendekatan psikologis. Untuk itu perlu adanya penajaman dari segi objek penelitian. Ia menggambarkan jika ingin mengetahui bollpoint misanya, harus dilihat warnanya apa, bentuknya seperti apa, tintanya warna apa dan dapat digunakan berapa lama. Bentuk-bentuk pertanyaan dalam penelitian ini perlu dijawab secara tuntas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Endang Sumarsih yang mempresentasikan hasil kajian tentang peningkatan pendayagunaan koleksi majalah, memaparkan bahwa koleksi majalah menurut versi pembaca sudah mampu menjawab semua persoalan pemakai meskipun majalah sudah berumur karena merupakan warisan dari koleksi eks museum. Koleksi majalah sudah menempati posisi yang strategis karena majalah merupakan sumber-sumber peristiwa akurat pada masanya, sehingga pemakainya, walaupaun secara kuantitas sedikit tetapi secara kualitas dapat dipertanggungjawabkan. Pembaca majalah ini kebanyakan peneliti bidang sejarah yang akan membaca berbulan-bulan lamanya. Dan yang sangat mengejutkan bahwa seseorang mengetahui koleksi majalah langka dari mulut ke mulut di antara peneliti. Seminar ini dihadiri oleh ratusan undangan yang terdiri dari pejabat struktural dan pejabat fungsional di lingkungan Perpustakaan Nasional RI.

Kliping perpustakaan B2P2VRP Salatiga

Sumber : Berita Perpusnas RI Tanggal 11 Jan 2007

http://www.pnri.go.id/official_v2005.5/activities/news/index.asp?box=detail&id=2007112162137&from_box=list&page=8&search_keyword=

Tidak ada komentar: